Minggu, 23 Desember 2012

Macam motif batikindonesia


Yang pertama adalah motif batik dengan corak hias geometris sendiri masih dibagi lagi menjadi beberapa ragam diantaranya :
  • Corak Ceplok, Corak ceplok atau ceplokan adalah corak-corak batik yang didalamnya terdapat gambaran-gambaran bentuk lingkaran, roset, binatang, dan variasinya.
  • Corak Ganggong, Banyak orang menganggap corak ganggong adalah corak ceplok karena sepintas hampir sama. Namun kalau diperhatikan dengan detail, akan terlihat perbedaan antara corak ganggong dengan corak ceplok. Biasanya orang yang paham batik akan memerhatikan perbedaan ini, terutama bila batik akan digunakan untuk kepentingan tertentu. Ciri khas yang membedakan corak ganggong dengan ceplok adalah adanya bentuk isen yang terdiri atas seberkas garis yang panjangnya tidak sama, dan ujung garis yang paling panjang berbentuk serupa tanda +.
  • Corak Parang dan Lereng, Corak parang merupakan salah satu corak yang sangat terkenal dalam kelompok corak garis miring. Corak ini terdiri atas satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis sejajar dengan sudut kemiringan 45ยบ. Contoh corak parang dan lereng adalah parang rusak dan lereng ukel.
  • Corak Banji, Corak banji berdasar pada ornamen swastika, dibentuk atau disusun dengan menghubungkan swastika pada garis-garis, sehingga membentuk sebuah corak. Swastika ini menggambarkan kekerasan yang diterima oleh masyarakat pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Yang kedua adalah motif batik non geometris,Sedangkan untuk corak hias non geometris diantaranya :
  • Corak Semen, Ragam hias utama yang merupakan ciri corak semen adalah meru, suatu gubahan menyerupai gunung. Meru berasal dari nama Gunung Mahameru. Hakikat meru adalah lambang gunung atau tempat tumbuh-tumbuhan bertunas (bersemi) hingga corak ini disebut semen. Semen berasal dari kata dasar semi. Ragam hias utama semen adalah garuda, sawat, lar, maupun mirong.
  • Corak Lung-lungan, Sebagian besar corak lung-lungan mempunyai ragam hias serupa dengan corak semen. Berbeda dengan corak semen, ragam hias corak lung-lungan tidak selalu lengkap dan tidak mengandung ragarn hias meru.
  • Corak Buketan, Corak buketan mudah dikenali lewat rangkaian bunga atau kelopak bunga dengan kupu-kupu, burung, atau berbagai bentuk dan jenis satwa kecil yang mengelilinginya. Berbagai unsur tersebut tampil sebagai satu susunan yang membentuk satu kesatuan corak.
  • Corak Pinggiran, Corak ini disebut corak pinggiran karena unsur hiasannya terdiri atas ragam hias yang biasa digunakan untuk hiasan pinggir atau hiasan pembatas antara bidang yang memiliki hiasan dan bidang kosong pada dodot, kemben, dan udheg.
  • Corak Dinamis, Corak dinamis adalah corak-corak yang masih dapat dibedakan menjadi unsur-unsur corak, tetapi ornamen di dalamnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen tradisional. Corak ini merupakan peralihan corak batik klasik dan modern. Corak-corak ini terus mengalami perkembangan dan perluasan sehingga semakin memperbanyak corak batik di Indonesia. Namun secara umum, corak batik masih berkisar pada corak-corak tersebut.
Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa batik dapat menjadi salah satu kekay