Senin, 24 Desember 2012

Pengertian batik


Menurut terminologinya, batik adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan alat canting atau sejenisnya dengan bahan lilin sebagai penahan masuknya warna. Dalam perkembangan bentuk dan
fungsinya, batik kemudian tidak semata-mata untuk kepentingan busana saja tetapi juga dapat digunakan untuk elemen interior, produk cinderamata, media ekspresi bahkan barang-barang mebel. Sementara itu menurut Hamzuri, batik diartikan sebagai lukisan atau gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting.
Orang melukis atau menggambar atau menulis pada mori memakai canting disebur membatik. Banyak jenis kain tradisional Indonesia yang memiliki cara pemberian warna yang sama dengan pembuatan batik yaitu dengan pencelupan rintang. Perbedaannya dengan batik adalah pada penggunaan malam (lilin) sebagai bahan perintang warna, sedangkan kain tradisional lain biasanya menggunakan bahan lain sebagai perintabf warna. Ada beberapa kain tradisional yang cara pembuatannya mirip dengan pembuatan batik seperti kain Simbut (suku Baduy Banten), kain Sarita dan kain Maa (suku Toraja, Selawesi Selatan), kain Tritik (Solo, Yogyakarta, Palembang, Banjarmasin, Bali), kain Jumputan dan kain Pelangi (Jawa, Bali, Lombok, Palembang, Kalimantan dan Sulawesi) dan kain Sasirangan (Banjar, Kalimantan Selatan).
baju-batik
2. Perkembangan Batik Tradisional di Indonesia
Sebelum penjajahan Belanda berlangsung di Indonesia, batik sudah
dikenal di tanah Jawa sejak jaman Kerajaan Kediri tahun 932 Masehi
hingga Kerajaan Majapahit sampai pada masa kejayaan Islam Demak,
yang masih memakai bubur ketan sebagai perekatnya sebelum ditemukan
lilin (malam). Namun demikian, perkembangan batik tradisional diawali
pada jaman penjajahan Belanda yang disebut dengan gaya Van Zuylen
sebagai orang pertama yang memperkenalkan seni batik kepada seluruh
masyarakat di negeri Belanda yang disebut sebagai “Batik Belanda”, batik
ini tumbuh dan berkembang antara tahun 1840-1940. Hampir semua Batik
Belanda berbentuk sarung yang pada mulanya hanya dibuat masyarakat
Belanda dan Indo-Belanda di daerah pesisiran (Pekalongan). Batik
Belanda sangat terkenal dengan kehalusan, ketelitian dan keserasian
pembatikannya. Selain itu ragam hiasnya sebagian besar menampilkan
paduan aneka bunga yang dirangkai menjadi buket atau pohon bunga
dengan ragam hias burung atau dongeng-dongeng Eropa sebagai tema
pola. Paduan sejenis juga dibuat dengan ragam hias China atau Jawa
dengan warna yang selalu lebih cerah sesuai dengan selera masyarakat
Eropa pada masa itu37.
Selanjutnya pengaruh budaya China juga terdapat pada batik di
pesisir utara Jawa Tengah hingga saat ini yang dikenal dengan nama Lok
Can. Orang-orang China mulai membuat batik pada awal abad ke 19. Jenis
batik ini dibuat oleh orang-orang China atau peranakan yang menampilkan
pola-pola dengan ragam hias satwa mitos China, seperti naga, ragam hias
yang berasal dari keramik China kuno serta ragam hias yang berbetuk
mega dengan warna merah atau merah dan biru. Batik China juga
mengandung ragam hias buketan, terutama batik China yang dipengaruhi
pola Batik Belanda. Pola-pola batik China dimensional, suatu efek yang
diperoleh karena penggunaan perbedaan ketebalan dari satu warna dengan
warna lain dan isian pola yang sangat rumit. Hal ini ditunjang oleh
penggunaan zat warna sintetis jauh sebelum orang-orang Indo-Belanda
menggunakannya38.
Kemudian pada jaman Jepang dikenal Batik Jawa Baru atau Batik
Jawa Hokokai. Batik ini diproduksi oleh perusahaan-perusahaan batik di
Pekalongan sekitar tahun 1942-1945 dengan pola dan warna yang sangat
dipengaruhi oleh budaya Jepang, meskipun pada latarnya masih
menampakkan pola keraton. Batik Jawa Hokokai selalu hadir dalam
bentuk “pagi-sore” yaitu batik dengan penataan dua pola yang berlainan
pada sehelai kain batik. Batik ini terkenal rumit karena selalu
menampilkan isisan pola dan isian latar kecil dalam tata warna yang
banyak. selain itu ragam warnanya lebih kuat seperti penggunaan warna
kuning, lembayung, merah muda dan merah yang merupakan warna-warna
yang secara jelas menggambarkan nuansa dan citra Jepang.
Batik Indonesia lahir sekitar tahun 1950, selain secara teknis
merupakan paduan antara pola batik keraton dan batik pesisiran, juga
mengandung makna persatuan. Pada perkembangannya batik Indonesia
bukan hanya menampilkan paduan pola batik keraton dengan teknik batik
pesisiran melainkan juga memasukkan ragam hias yang berasal dari
berbagai suku bangsa di Indonesia. Ketekunan yang tinggi serta
keterampilan seni yang tiada banding dari para pengrajin batik maka batik
Indonesia tampil lebih serasi dan mengagumkan. Hal ini disebabkan
karena unsur-unsur budaya pendukungnya yang sangat kuat sehingga
terwujud paduan ideal antara pola batik keraton yang anggun atau pola
ragam hias busana adat berbagai daerah di Indonesia dengan teknologi
batik pesisiran dan dikemas dalam sebuah simfoni warna yang tidak
terbatas pada latarnya.
Batik ada yang dibuat secara tradisional yaitu ditulis dengan tangan
dan adapula batik yang diproduksi secara besar-besaran di pabrik dengan
teknik pembuatan yang lebih modern. Dengan demikian terdapat dua
pengertian mengenai batik yaitu tradisional dan modern. Batik tradisional
umumnya ditandai oleh adanya bentuk motif, fungsi dan teknik
produksinya yang bertolak dari budaya tradisional, sementara itu batik
modern mencerminkan bentuk motif, fungsi dan teknik produksi yang
merupakan aspirasi budaya modern. Menurut macamnya kain batik terdiri
atas tiga, yaitu Kain batik tulis yang dianggap paling baik dan paling
tradisional, Kain batik cap dan Kain batik yang merupakan perpaduan
antara batik tulis dan batik cap yang biasanya disebut batik kombinasi.Seni
batik kini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta Indonesia lama No. 19
Tahun 2002.